Bali Dwipa Catatan Perjalanan Spiritual Di Tanah Sakral
Ada tujuh belas pembahasan yang diuraikan secara detail juga sesuai
dengan judul buku tersebut tidak sedikit menyinggung perjalanan spiritual
penulis. Disini saya akan menyebutkan apasaja yang di bahas disalam buku
tersebut yaitu:
1.
Kelahiran
Kembali Yang Buruk
2.
Pintu
Gerbang Memasuki Jalan Dharma
3.
Mengenal
Tuhan
4.
Para
Ista Dewata
5.
Orang
Suci Di Pasar
6.
Energi
Kedamaian Dan Belas Kasih Mendalam Di Pulau Bali
7.
Dimensi
Kosmik Tempat Suci Tantra
8.
Vegetarian
9.
Sadhana
Abhaya Yadnya
10.
Menghadapi
Serangan Black Magic Dengan Jalan Belas Kasih
11.
Kerauhan
12.
Orang
Melik
13.
Bunuh
Diri
14.
Menggugurkan
Kandungan
15.
Sistem
Sadhana Seringkas-ringkasnya Tapi Lengkap Dan Sangat Terang Bercahaya
16.
Marga
Sunia / Jalan Hening
17.
Kelahiran
Kembali Yang Baik
(Sumber: https://www.scribd.com/document/332967336/Bali-Dwipa-Catatan-Perjalanan-Spiritual-Di-Tanah-Sakral)
Catur Yoga Empat Intisari Utama Sadhana Dharma
Apapun jalan religius atau jalan spiritual yang kita tempuh, Catur
Yoga adalah empat sadhana yang menjadi intisari dari semua sadhana. Karena
Catur Yoga yang akan menjadi penjaga, pelindung dan pembimbing paling
menentukan bagi perjalanan spiritual kita menuju kesadaran sempurna dan
kemahasucian.
Sekalipun
anda hanya orang biasa atau orang awam, atau bahkan tidak beragama Hindu
sekalipun, bila anda secara sungguh-sungguh melaksanakan Catur Yoga dalam
kehidupan sehari-hari, anda juga seorang sadhaka yang sedang menempuh jalan
suci menuju kesadaran sempurna dan kemahasucian. Seiring waktu dampaknya pasti
akan mulai bermunculan. Setelah Catur Yoga mulai membadan dalam keseharian,
dampak pertama yang dihasilkan adalah hidup kita akan menjadi lebih tenang,
damai dan bahagia dibandingkan kalau kita tidak melaksanakannya. Yang
pertama-tama merasakan kedamaian adalah diri kita sendiri, kemudian keluarga
dan orang-orang dekat.
1 Menyatu
Dengan Tarian Kosmik Alam Semesta Rangkuman Sebuah Perjalanan Spiritual
Buku ini merupakan ringkasan dari puncak perjalanan spiritual
penulis selama jangka waktu 14 tahun [2002 – 2016] menapaki jalan spiritual
dharma. Suatu praktek spiritual jangka panjang, berlandaskan kepada ajaran
Tantra dan Upanishad, yang dipadukan dengan penggalian kesadaran ke dalam diri.
Suatu pengalaman langsung yang dituangkan ke dalam buku sederhana ini sebagai
ajaran dharma.
Untuk lebih jelasnya silahkan klik di sini
1 Moksha
Puncak Kesadaran Diri dan Penyatuan Kosmik
Tujuan hidup tertinggi dalam ajaran Hindu Dharma adalah menyadari
kenyataan diri yang sejati [Atma], sehingga Atma dapat terbebas dari siklus
samsara dan
mencapai Moksha. Sayangnya bagi kebanyakan manusia, jarak
pandang
penglihatannya teramat sangat terbatas, sehingga yang terlihat hanyalah
kenikmatan indriya, kehormatan, harga diri, keuntungan, harta kekayaan, wujud
dan bentuk. Hal inilah yang telah mengundang banyak manusia enggan melaksanakan
dharma dan malah menciptakan berbagai karma buruk tanpa menyadari akibatnya
kelak yang membawa kesengsaraan.
Dalam hidup ini kita sering melihat kenyataan yang sulit dipahami.
Orang-orang baik yang menderita dan
orang-orang jahat yang tidak kekurangan suatu apapun. Selain itu banyak orang
yang menderita sejak dilahirkan, baik karena kekurangan secara fisik maupun
kekurangan mental. Mengapa mereka sengsara dan mengapa hal itu terjadi ? Hukum
Karma menjelaskan bahwa diri kita sendirilah yang menentukan garis nasib kita.
Jika dalam kehidupan sebelumnya kita banyak membuat karma buruk, maka hidup
kita disaat ini akan berat dan sengsara. Jika dalam kehidupan sebelumnya kita
banyak membuat karma baik, maka hidup kita disaat ini akan banyak kemudahan dan
bahagia.
Lahir dan hidup sebagai manusia itu penuh dengan dinamika. Setiap
hari kejadian yang datang itu macam-macam, naik-turun dengan berbagai dualitas kebahagiaan-kesengsaraan
di dalamnya. Coba kita renungkan kejadian yang umum dalam sehari-hari ini,
misalnya pagi-pagi kita mesra dengan istri, siangnya istri ngomel-ngomel
menyakitkan, malamnya kita kena sakit flu. Pagi-pagi pekerjaan kita dipuji-puji
oleh atasan, siangnya klien complain, sorenya ketika pulang kerja ban kendaraan
kita pecah. Banyak sekali contoh kejadian lainnya dalam kehidupan. Hidup selalu
berada dalam dinamika naik-turun dengan berbagai dualitas
kebahagiaan-kesengsaraan di dalamnya. Umumnya hanya persoalan waktu kita
sebagai manusia terjerumus ke dalam lubang perangkap kehidupan. Kita yang sudah
menikah kemudian cari istri lagi, itu masuk perangkap. Kita tidak puas dengan
gaji kemudian kita korupsi, itu masuk perangkap. Kita tidak puas dengan suami
atau istri kemudian selingkuh atau minta cerai, itu masuk perangkap. Kita tidak
puas dengan atasan lalu kerja malas-malasan, itu masuk perangkap. Tentu masih
banyak sekali contoh lainnya dalam kehidupan. Kita hanya akan menyakiti dan
melukai diri kita sendiri maupun orang lain. Ujung-ujungnya kelak diri kita
sendiri akan sulit keluar dari jurang kegelapan dan kesengsaraan.
Dengan kata lain, sangat-sangat mendesak bagi kita sebagai manusia
untuk segera ”sadar”, karena kita dikelilingi oleh berbagai lubang perangkap
kehidupan. Jika kita salah melangkah, cepat atau lambat kita akan terbawa masuk
ke dalam jurang kesengsaraan.
Dalam perjalanan kehidupan ini manusia itu “svatantra katah”, yaitu mahluk
yang sepenuhnya bebas, memiliki kehendak bebas dan sekaligus bertanggung jawab
atas semua pilihan perbuatannya sendiri. Diri kita sendiri-lah yang sepenuhnya
merancang dan menentukan jalan kehidupan kita sendiri. Kita memiliki peluang
yang sangat besar untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup. Tergantung
pilihan kita sendiri, bagaimana pilihan kita untuk bersikap dan bertindak dalam
hidup ini adalah yang pada akhirnya akan menentukan kita memperoleh
kebahagiaan, kedamaian dan ketenangan hidup atau sebaliknya bertemu dengan
kesengsaraan.
Agar kita tidak salah di dalam mengarahkan hidup ini kita
memerlukan petunjuk jalan yang terang melalui ajaran Hindu Dharma. Karena hanya
dengan begitu kelak seluruh kesengsaraan bisa dilenyapkan. Demikianlah tujuan penulisan
buku ini, adalah agar penganut Hindu memiliki sebuah buku panduan akan tujuan
tertinggi dari hidup ini. Sebuah buku yang berusaha dibuat seringkas
ringkasnya, tapi sekaligus juga mendalam. Dengan bahasa yang mudah dipahami dan
bisa langsung dipraktekkan.
Apa yang ditulis dalam buku ini bersumber dari rangkaian panjang
proses belajar dan membina diri, baik melalui belajar dari Satguru, praktek
meditasi, perjalanan tirtayatra, membaca puluhan buku-buku suci, serta
diskusi-diskusi dengan banyak Satguru. Semua itu kemudian dirangkum ke dalam
buku ini. (Sumber: https://www.scribd.com/document/334349127/Moksha-Puncak-Kesadaran-Diri-Dan-Penyatuan-Kosmik)
1 Panduan
Ringkas Mantra Yoga
Alur
perjalanan kehidupan merupakan sebuah perjalanan evolusi kesadaran bagi setiap
mahluk. Dalam kehidupan ini kita diharapkan untuk mempelajari dan memiliki
pemahaman mengenai hukum-hukum alam semesta terkait kehidupan [hukum karma dan
siklus samsara]. Jika kita memiliki pemahaman dan mampu selaras terhadap
hukum-hukum tersebut kita akan dilahirkan kembali dalam satu keberadaan yang
lebih tinggi dan bahagia. Sebaliknya jika kita melakukan pelanggaran terhadap
hukum-hukum tersebut, kita akan dilahirkan kembali dalam satu keberadaan yang
menyedihkan. Kehidupan sebagai manusia terletak di tengah-tengah dan cukup
riskan, karena di satu sisi pintu menuju kelahiran kembali yang menyedihkan
terbuka sangat lebar. Sekali terjerumus ke alam-alam bawah atau alam binatang
maka membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat mencapai wujud manusia
lagi.
Itulah sebabnya orang-orang suci dari berbagai jaman, telah dan
akan selalu memperingatkan kita melalui ajaran dharma untuk tidak terjerumus
dan dapat keluar dari jalur keberadaan yang sangat sulit untuk dipikul. Hukum
karma merupakan hukum alam semesta terkait kehidupan yang merupakan kebenaran
universal yang berlaku sama untuk semua mahluk hidup. Kondisi ini tidak dapat
dipungkiri, tidak dapat dielakkan dan berlaku abadi sepanjang masa. Entah
setiap mahluk mengetahuinya atau tidak, mempercayainya atau tidak, dia tetap
akan terikat oleh hukum-hukum alam semesta yang pasti ini.
Dan sangat berbeda dengan apa yang ingin dipercaya umum,
orang-orang suci dari berbagai jaman menyebutkan, “mereka yang melakukan
pelanggaran dharma karena tidak mengetahui tentang ajaran dharma dan dinamika
hukum karma, maka karma buruknya lebih berat, dibandingkan mereka yang
melakukan pelanggaran dharma tapi mengetahuinya”. Laksana memegang besi panas
berapi-api, yang memegangnya dengan sengaja dan yang memegangnya dengan tidak sengaja
karena tidak tahu, manakah yang lebih terbakar ? Itulah sebabnya orang-orang
suci dari berbagai jaman, telah dan akan selalu memperingatkan kita melalui
ajaran dharma untuk tidak terjerumus dan dapat keluar dari jalur keberadaan yang
sangat sulit untuk dipikul. Perjalanan kehidupan ini umumnya bergerak dalam
siklus naik-turun, kadang bahagia dan kadang ada masalah. Bahkan terkadang
perjalanan kehidupan ini penuh dengan riak-riak masalah. Setiap masalah yang
datang dalam kehidupan adalah bagian dari fenomena hukum karma, yang harus kita
terima dan hadapi dengan lapang dada, serta kita selesaikan dengan upaya sebaik-baiknya.
Mantra Yoga beserta sadhana-sadhana pendukungnya bisa ditempuh sebagai
jalan paling sederhana untuk mencapai kesadaran diri [atma-jnana] dan pembebasan
dari roda samsara. Terutama bagi masyarakat awam, atau orang yang pengetahuan
dharma-nya terbatas, atau orang yang kurang cocok menggunakan tehnik yang
rumit-rumit. Karena Mantra Yoga cukup sederhana. Tidak diperlukan pengetahuan
dharma yang luas atau tehnik yang rumit. Asalkan punya kesungguhan hati, tekun
dan disiplin, pasti akan memperoleh keberhasilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar